Banyaknya baglog (limbah media tanam jamur) yang dihasilkan oleh petani jamur tiram, hanya 25 % yang dimanfaatkan kembali. Sedangkan sisanya masih belum dimanfaatkan dan hanya dibakar untuk mengurangi jumlah limbah. Hal ini menimbulkan masalah lingkungan baru yaitu pencemaran lingkungan dan pencemaran udara akibat gas pembakaran. Hal inilah yang melatar belakangi lima orang mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya, Jatmiko Eko Witoyo (TEP 2012), Riyadhul Badiah(TEP 2012), Linda Luvi Nurwindi (TEP 2012), Lukas Wahyu (TEP 2012) dan Astriviana (TEP 2013 ) dibawah bimbingan Rini Yulianingsih, STP, MT berupaya untuk memanfaatkan limbah media tanam jamur tiram sebagai media ternak budidaya cacing Lumbricus rubelus. Untuk memudahkan petani dalam budidaya cacing, maka mahasiswa juga mendesain alat penyiram otomatis. AUTIS (Automatic Temperature and Moisture Soil Control) adalah desain alat yang digunakan sebagai penyiram otomatis pada budidaya cacing Lumbricus rubelus yang diterapkan di UKM milik Muslimin di desa Selorejo, kecamatan Dau, kabupaten Malang dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang teknologi (PKM-T).
Alat ini bekerja dengan sistem mendeteksi perubahan suhu dan kelembaban tanah pada lingkungan, yang kemudian akan diolah oleh minimum system dalam bentuk keluaran lama penyiraman yang telah disesuaikan dengan kondisi optimum untuk pertumbuhan cacing Lumbricus rubelus. Sensor suhu LM35 dan sensor kelembaban tanah SHT11 akan diletakkan di media ternak cacing. Setiap sepuluh menit akan dilakukan pembacaan kondisi lingkungan. Kombinasi suhu dan kelembaban tanah yang telah dideteksi oleh sensor akan digunakan sebagai acuan lama penyiraman yang akan sesuai dengan rule-rule yang telah dibuat.
Melalui pengimplementasian AUTIS diharapkan dapat membantu mengurangi masalah lingkungan dengan pemanfaatan baglog (limbah media tanam jamur) sekaligus meningkatkan perekonomian dengan budidaya cacing Lumbricus rumbricus rubelus dengan memanfaatkan teknologi AUTIS.