Super Soya, Nata de Soya Lezat Kaya Gizi berbahan Whey Tahu Karya Mahasiswa FTP

FISHCO, Katsuobushi Ikan Pari Kekinian
Juli 1, 2018
Mahasiswa FTP Ciptakan Bakteri Baik
Juli 2, 2018

Super Soya, Nata de Soya Lezat Kaya Gizi berbahan Whey Tahu Karya Mahasiswa FTP

Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya mengembangkan SUPER SOYA  (Sustainable Utilization and Production System of Soya By-Product) yang merupakan inovasi produk pangan kaya gizi berdasar pemanfaatan limbah tahu di Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.  Kelima mahasiswa tersebut adalah Fitri Rachmadita (THP 2016), Hairil Fiqri (THP 2015), M. Nugrah Fadhillah (THP 2016), Sarah Devi (THP 2015), dan Nabilah Rizka (THP 2016) yang membuat nata de soya, abon tahu serta minuman probiotik dalam program kreativitas mahasiswa biang pengabdian masyarakat  SUPER SOYA dibawah bimbingan Yusuf Hendrawan,  STP., M. App Life Sc., Ph.D.

Fitri Rachmadita, sang ketua tim menjelaskan, “Tahu merupakan produk olahan berbasis kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia termasuk Malang. Salah satu daerah di Kabupaten Malang yaitu Dusun Tegal Pasangan, Desa Pakiskembar merupakan produsen tahu dengan lebih dari 11 rumah produksi tahu yang mampu mengolah 100 kg hingga 1000 kg kedelai menjadi tahu putih setiap harinya. Produktivitas tinggi ini mampu menghasilkan 8 karung ampas padat dan 7 drum  atau sekitar 28.000 l limbah cair (whey) setiap harinya dari pengolahan tahu putih yang mengakibatkan berbagai masalah lingkungan. Padahal whey tahu ini ternyata mengandung protein, karbohidrat, dan bahan-bahan lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan jika diolah dengan benar. Ini yang kemudian melatari kami merancang SUPER SOYA,” paparnya.

SUPER SOYA merupakan program pelatihan penanganan dan pemanfataan limbah produksi tahu melalui pengolahan limbah terpadu menjadi produk bernilai jual tinggi, dimana dalam program ini akan diberikan pelatihan pengolahan limbah menjadi produk kepada ibu-ibu PKK dan karangtaruna yang ada pada dusun Pakis Kembar. Adapun limbah tahu baik berupa limbah padat (ampas) maupun limbah cair (whey)  yang ada ini akan diolah menjadi tiga produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Limbah cair tahu (whey) akan diolah menjadi produk nata de soya dan minuman probiotik, sedangkan limbah padat tahu akan diolah menjadi produk abon tahu.

“Selama ini umumnya masyarakat hanya mengenal nata de coco yang berbahan kelapa, padahal nata de soya ini tidak kalah lezat dan juga bergizi tinggi.Proses pembuatannya pun relatif mudah karena hanya membutuhkan pemanasan dan penambahan gula, cuka serta starter saja. Demikian juga dengan abon tahu berbahan ampas yang proses pembuatannya mirip dengan pembuatan serundeng kelapa, cukup ditambah bumbu dan disangrai hingga kering. Selain dilakukannya program pelatihan pemanfaatan limbah produksi tahu, SUPER SOYA juga memiliki program pelatihan pengemasan dan pemasaran produk yang dihasilkan. Harapannya, program kami ini dapat  mengangkat taraf ekonomi penduduk sekitar sekaligus mengatasi masalah lingkungan atas program pengolahan by-product berbasis zero waste SUPER SOYA,” pungkasnya. (dse)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content