Tim DM UB Kenalkan Mini IPAL pada Pengolahan Limbah Batik Wonoasri

Tim KKN DM UB Sosialisasikan Khasiat Mengkudu di Jember
Agustus 4, 2024
TIM KKN DM FTP UB Ajarkan Inovasi Batik Ecoprint di Wonoasri Jember
Agustus 7, 2024

Tim DM UB Kenalkan Mini IPAL pada Pengolahan Limbah Batik Wonoasri

Kegiatan doktor mengabdi yang diselenggarakan Universitas Brawijaya merupakan kegiatan pengabdian doktor dan beberapa mahasiswa kepada masyarakat dari hasil yang telah diteliti dan diterapkan sebelumnya oleh tim dosen. Pelaksanaan Program Doktor Mengabdi diselenggarakan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Universitas Brawijaya. Tim Doktor Mengabdi (DM) berkolaborasi dengan mahasiswa KKN UB dan Taman Nasional Meru Betiri dalam pelaksanaan program. Tim doktor yang terlibat dengan kegiatan ini yaitu berjumlah 5 orang dan mahasiswa yang ikut serta sebanyak 8 orang yang ditempatkan di Desa Wonoasri, Kabupaten Jember.

Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya melaksanakan program dengan Kelompok Batik yang terdapat di Desa Wonoasri hasil yang dibentuk oleh Taman Nasional Meru Betiri. Tim Taman Nasional Meru Betiri Wonoasri membentuk kelompok batik tersebut untuk menjadikan batik sebagai produk unggul yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember. Kelompok usaha batik yang terdapat pada Desa Wonoasri yaitu KUBE Batik Kehati Meru Betiri dan Kelompok Wono Betiri Asri.

Kedua kelompok batik tersebut saat ini telah memproduksi batik dengan berbagai jenis salah satunya menggunakan pewarna kimia. Hal tersebut menyebabkan banyaknya limbah yang dihasilkan dari produksi batik yang berupa padat dan cair.  Namun, umumnya limbah yang dihasilkan yaitu cair yang berasal dari hasil pencucian, pelorodan. Biasanya, limbah cair yang dihasilkan dari produksi batik tersebut akan langsung dibuang ke tanah ataupun ke selokan yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan daerah tersebut. Terutama bagi tanah dan kualitas air yang ada di daerah tersebut. Hal itu dapat mengganggu ekosistem khususnya tanah yang menjadi kurang subur dan air yang tercemar dapat mengalir ke sawah sehingga bisa berdampak besar pada petani yang merupakan rata-rata mata pencaharian di Desa Wonoasri.

Pengolahan limbah cair sangat penting dilakukan untuk menghindari pencemaran yang terjadi di lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengolahan limbah yang sesuai. MINI IPAL merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan dari produksi batik. Teknologi MINI IPAL lebih cocok digunakan pada industri batik karena tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas dan alat yang digunakan mudah diperoleh dan dioperasikan oleh mitra tersebut. Penggunaan MINI IPAL memiliki sifat yang ramah lingkungan sehingga proses produksi batik berlangsung lebih optimal. Prinsip kerja MINI IPAL sendiri meliputi proses pengolahan limbah dengan menggunakan 3 bak yang digunakan pada proses penampungan, pemisahan limbah padat dan cair, dan pengadukan. Bahan-bahan dan alat yang digunakan pada pembuatan MINI IPAL adalah pvc pipa ¾ dim, ½ dim, dan 1 dim, drum stainless, ijuk, arang batok, pasir halus, batu besar, tandon, pompa sanyo, motor pengaduk, tempat dudukan pompa, besi galvanis 3×3, keni T, sok drat, lem pvc, ¾ dan 1 dim stop kran air, pasir kasar, batu zeolit, dan tusen sanyo.

Tandon yang dibuat lebih menjorok ke dalam berguna dalam proses filtrasi dari limbah dengan susunan beberapa media filter yang digunakan. Tandon yang lebih tinggi berguna untuk tempat pengendapan limbah yang telah terfilter dengan dilakukan pengadukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content