Inovasi Pertanian Berkelanjutan: Universitas Brawijaya Sosialisasikan Teknologi Pemrosesan Kotoran Ternak dan Fermentasi di Desa Sambirobyong

Kembangkan Tungku Biochar Terintegrasi Kondensor, Kelompok 41 MMD FTP UB Berikan Solusi Inovatif Untuk Permasalahan Defisit Pupuk di Desa Kromasan, Kec. Ngunut, Kab. Tulungagung
Agustus 1, 2024
Mahasiswa FTP Berikan Chopper kepada Petani Desa Boyolangu, Dorong perkembangan Pertanian
Agustus 1, 2024

Inovasi Pertanian Berkelanjutan: Universitas Brawijaya Sosialisasikan Teknologi Pemrosesan Kotoran Ternak dan Fermentasi di Desa Sambirobyong

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya pada tanggal 11 Juli 2024 di Desa Sambirobyong berhasil memperkenalkan alat pemroses kotoran ternak sapi dan kambing serta teknologi fermentasi untuk pengolahan pupuk kandang. Program ini melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi di Fakultas Teknologi Pertanian yang memberikan edukasi penting bagi masyarakat desa tentang inovasi pertanian berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya lokal.

Program Masyarakat Membangun Desa (MMD) merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Untuk mengenalkan karya inovasi yang dibuat kelompok mahasiswa, diadakan kegiatan sosialisasi kepada warga desa. Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di balai Desa Sambirobyong telah menarik perhatian warga, khususnya peternak dan petani. Pasalnya karya inovasi dari kelompok mahasiswa dibuat agar dapat bermanfaat untuk mengolah potensi yang ada di Desa Sambirobyong dengan lebih baik. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam mencapai SDGs nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab dengan mengurangi limbah yang dihasilkan dari hewan ternak melalui praktik pengolahan limbah kotoran hewan ternak menjadi pupuk kompos menggunakan teknologi fermentasi. Selain itu mesin pencacah yang dibuat dengan kualitas yang baik selaras dengan SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Kegiatan sosialisasi kepada warga Desa Sambirobyong didasari oleh komitmen kelompok mahasiswa untuk berkontribusi nyata kepada warga desa khususnya para petani dan peternak. Desa Sambirobyong memiliki potensi limbah kotoran hewan ternak seperti sapi dan kambing. Selama ini warga sudah memanfaatkan limbah kotoran hewan ternak untuk dijadikan sebagai kompos untuk lahan mereka, namun proses pengolahan limbah kotoran menjadi kompos masih kurang tepat dan dapat menurunkan kualitas tanaman. Dengan ini kelompok mahasiswa mengenalkan teknologi fermentasi untuk mengolah limbah kotoran hewan ternak menjadi kompos, sehingga nantinya kompos yang dihasilkan dapat bekerja dengan baik, tidak merusak kualitas tanaman, dan meningkatkan kualitas tanah.

Acara Sosialisasi Teknologi Pemrosesan Kotoran Ternak dan Fermentasi di Desa Sambirobyong dilakukan dengan pembukaan, dan dilanjutkan memberikan materi terlebih dahulu kepada warga yang disampaikan melalui presentasi. Saat pemaparan materi, ditekankan pada teknologi fermentasi untuk mengolah limbah kotoran hewan ternak menjadi kompos. Dimana dalam proses fermentasi dibutuhkan bantuan mikroorganisme dalam EM4 dan penambahan nutrisi menggunakan molase. Setelah pemaparan materi, warga diberi kesempatan untuk bertanya kepada mahasiswa. Warga tampak sangat antusias dengan materi yang diberikan, banyak warga yang bertanya untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pengetahuan baru yaitu teknologi fermentasi dalam pengolahan limbah kotoran hewan ternak menjadi kompos. Kegiatan dilanjutkan dengan praktik mesin pencacah dan cara fermentasi limbah kotoran hewan ternak. Beberapa mahasiswa memperagakan cara menggunakan mesin untuk mencacah kotoran hewan ternak menjadi bagian yang lebih kecil. Kemudian beberapa mahasiswa lain memperagakan langkah-langkah mengolah limbah kotoran hewan ternak untuk proses fermentasi. Warga yang hadir dapat melihat langsung proses pengolahan limbah kotoran hewan ternak menjadi kompos melalui proses fermentasi. Warga juga dapat bertanya kepada mahasiswa jika ada yang perlu ditanyakan. Kegiatan sosialisasi ini ditutup dengan doa, dokumentasi, dan pembagian konsumsi. Warga yang sudah hadir tampak antusias dan tertarik dengan karya inovasi yang telah dibuat dan disampaikan oleh kelompok mahasiswa.

“Kegiatan pembuatan pupuk dari pupuk kandang ini sangat bermanfaat bagi warga sekitar. Meskipun sedikit bingung dengan penakaran EM4, molase, urea, dan air yang digunakan dapat diatasi dengan adanya modul yang diberikan oleh mahasiswa,” ujar Bapak Buyung, salah satu pemilik lahan pertanian Desa Sambirobyong. “Kebanyakan warga desa Sambirobyong sini menggunakan kotoran kandang sebagai pupuk secara langsung ke lahan tanpa adanya tahap pengolahan. Namun ternyata, hal tersebut kurang baik bagi kesehatan tanaman dan bisa mengakibatkan daun tanaman menguning. Adanya kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam mengolah pupuk kandang menjadi pupuk yang lebih berkualitas benar-benar menambah pegetahuan warga mengenai pupuk yang bagus bagi tanaman,” ujar Mbah Tukijan, salah satu petani di Desa Sambirobyong.

Prof. Sri Suhartini, STP., M.Env.Mgt. PhD, selaku dosen pembimbing lapang kegiatan kegiatan MMD di Desa Sambirobyong, mengungkapkan rasa syukur atas antusias warga desa dalam berpartisipasi pada kegiatan yang diselenggarakan mahasiswa selama MMD di desa tersebut. “Kami berharap semua kegiatan yang telah diselenggarakan mahasiswa MMD di Desa Sambirobyong ini bisa bermanfaat bagi warga ke depannya dan menambah pengetahuan warga desa. Mahasiswa MMD terutama kelompok 35 juga dapat menambah banyak pengalaman selama bersosialisasi dengan warga yang dapat bermanfaat bagi jalan mereka yang masih panjang. Terima kasih kepada seluruh perangkat desa dan warga desa yang telah antusias mendukung mahasiswa kami, serta terima kasih untuk mahasiswa MMD kelompok 35 yang telah menuntaskan kegiatan dengan lancar di Desa Sambirobyong,” tutur beliau.

Kelompok 35 MMD FTP UB berharap dengan berakhirnya kegiatan MMD di Desa Sambirobyong ini tidak serta merta hanya menjadi sebuah kegiatan yang berjalan dan usai, namun bisa menjadi sebuah gebrakan inovasi yang menambah pengetahuan masyarakat dan dapat diaplikasikan dengan berkelanjutan bagi kesejahteraan terkhusus para petani serta peternak dalam mengatasi masalah kotoran kandang. Antusiasme warga Desa Sambirobyong dapat terus berkobar dalam menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk lahan pertanian sebagai solusi pengurangan penggunaan pupuk kimia yang dapat mempengaruhi produktivitas tanah pertanian di masa depan, dimana hal tersebut telah disadari oleh kebanyakan warga yang tidak ingin anak cucunya mengalami kesulitan di masa mendatang saat mengolah lahan pertanian mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content