Solusi Inovatif Peningkatan Produktivitas Buah Naga dengan Agens Hayati

Berkat Cabai Rawai Hijau, Mahasiswi FTP Jadi Wisudawan UB Termuda
Agustus 10, 2023
Dosen FTP Bina Petani Jamur Tiram di Jember
Agustus 11, 2023

Solusi Inovatif Peningkatan Produktivitas Buah Naga dengan Agens Hayati

Salah satu desa wisata yang berpotensi sebagai desa penghasil buah naga yaitu Desa Sarongan yang terletak di Kabupaten Banyuwangi yang merupakan salah satu penyangga Kawasan Taman Nasional Meru betiri. Di desa Sarongan, komoditas buah naga yang dikembangkan terdapat permasalahan yaitu produktivitas pohon buah naga yang menurun dalam 2 tahun terakhir pada saat diluar musim.  Selama ini petani buah naga masih menggunakan metode lampu dengan biaya yang dikeluarkan mencapai Rp8.000.000 per hektar untuk 15 hari. Para petani buah naga juga masih menggunakan pupuk kimia untuk menjaga kestabilan produktivitas buah naga dengan biaya yang dikeluarkan yaitu mencapai Rp15.000.000 per tahunnya. Metode tersebut tidak dapat diterapkan oleh semua petani buah naga dikarenakan biaya listrik yang terlalu mahal dan pupuk kimia yang digunakan masih belum efisien dalam mengatasi penyakit cacar. 

Salah satu solusi permasalahan melalui inovasi produksi agens hayati. Pengendalian hayati mengupayakan cara mengendalikan penyakit yang melibatkan manipulasi musuh alami yang menguntungkan untuk memperoleh pengurangan hama dan penyakit yang ada pada tumbuhan. Tim Doktor Mengabdi Kemitraan berkolaborasi dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik dari Program Studi Teknologi Industri Pertanian  yaitu Tsana Aulia Putri Budiman, Arya Maulana, Hanifah Nuradiningtias, dan Reka Cahyo Anggoro yang melakukan bimbingan teknis dan pendampingan dalam teknologi produksi agens hayati untuk mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat Desa Sarongan pada tanggal 15 Juli 2023 di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.

Kegiatan bimbingan teknis dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para petani dari anggota Kelompok Mitra Tani Betiri yang merupakan binaan dari BTNMB SPTN II Banyuwangi. Pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis oleh Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP dari Fakultas Teknologi Pertanian sebagai ketua tim Doktor Mengabdi Kemitraan bersama timnya Frelyta Ainuz Zahro, S.P., M.P. dari Fakultas Pertanian, M.Sc, serta staf pendamping dari Balai TNMB, Wahyu Candra Kirana, S.Hut. 

Inovasi teknologi produksi agens hayati menggunakan bakteri Trichoderma, Azotobacter, Beauveria bassiana, dan Pseudomonas fuorescens. Produksi agens hayati dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan media padat dan media cair. Bahan utama pembuatan media padat yaitu menggunakan jagung pecah dan menggunakan isolat Trichoderma sebagai agens yang akan diperbanyak. Sedangkan bahan utama dalam pembuatan media cair dapat menggunakan ekstrak kentang dan ekstrak kedelai. Media cair dari ekstrak kentang menggunakan isolat Trichoderma yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman dan isolat Beauveria bassiana yang bermanfaat untuk mengendalikan serangga hama yang berada di atas tanah serta untuk mencegah perkembangan hama wereng batang coklat, walang sangit, kepinding tanah, lembing hijau, kutu daun. Sedangkan media cair dari ekstrak kedelai menggunakan isolat Azotobacter yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan pada tanaman dan Pseudomonas fluorescens yang bermanfaat untuk menghasilkan zat pengatur tumbuh yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Isolat Azotobacter dan Pseudomonas fluorescens seringkali digunakan sebagai PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dan juga sebagai agens hayati pada penyakit tumbuhan.

Kegiatan dilanjutkan dengan praktik pembuatan agens hayati media padat dan media cair di rumah ketua Mitra Tani Betiri dan dilanjutkan dengan survey kondisi lahan buah naga yang terkena cacar. Selama proses pembuatan, mahasiswa ikut berperan langsung dalam persiapan alat dan bahan, perangkaian alat fermentor, pembuatan media agens hayati hingga proses pemantauan fermentasi agens hayati yang dilakukan selama 7 hari. 

Indikator keberhasilan fermentasi agens hayati media cair yaitu ketika larutan mulai beraroma asam fermentasi, sedangkan indikator keberhasilan pada media padat yaitu ketika media mulai berubah warna menjadi kehijauan. 

Tindak lanjut keberhasilan produksi agens hayati dilakukan pengujian laboratorium di Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Harapannya hasil diseminasi produksi agens hayati ini menjadi alternatif solusi inovatif untuk peningkatan produktivitas budidaya tanaman buah naga sehingga dapat meningkatkan kapasitas panen saat diluar musim dan dapat meningkatkan pendapatan para petani buah naga. Selain itu, diharapkan dengan adanya diseminasi produksi agens hayati dapat mengurangi biaya listrik untuk lampu dan biaya belanja pupuk kimia yang dikeluarkan oleh para petani buah naga.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content