Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) berhasil mengimplementasikan program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) di Desa Kalidawe dengan hasil yang sangat memuaskan. Selama dua pekan, mahasiswa dari berbagai program studi di FTP UB memberikan edukasi dan pelatihan kepada warga desa, khususnya dalam bidang teknologi pertanian. Berkat program ini, produktivitas warga desa meningkat signifikan.
Selama dua pekan, Desa Kalidawe menjadi saksi nyata kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat. Mahasiswa Membangun Desa merupakan bagian dari komitmen Universitas Brawijaya untuk berkontribusi pada pembangunan daerah, di mana program ini dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian kelompok 16 yang dibina oleh Ibu Ika Atsari Dewi STP, MP. dan Ibu Siti Narsito Wulan STP, MP, MSc. dengan mengusung konsep pengolahan kelapa menjadi minyak kelapa murni (VCO), program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, tetapi juga mendorong praktik teknologi pertanian yang berkelanjutan, selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), yaitu SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) dengan meningkatkan pendapatan petani melalui pengolahan kelapa menjadi produk bernilai tambah, yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa. Lalu, program ini relevan dengan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) karena mengembangkan industri pengolahan VCO sehingga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, inklusif dan berkelanjutan. Selanjutnya, pengolahan kelapa menjadi VCO juga sesuai dengan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), karena mempromosikan praktek produksi yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. dengan kata kata yang berbeda
Melihat potensi sumber daya alam yang belum tergarap secara optimal di Desa Kalidawe, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya berinisiatif untuk melaksanakan program Mahasiswa Membangun Desa (MMD). Desa ini dipilih karena memiliki potensi besar dalam bidang pertanian, khususnya kelapa, namun masih menghadapi kendala dalam pengolahan dan pemasaran produk pertanian. Program ini diharapkan dapat memberikan solusi yang inovatif untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan kesejahteraan masyarakat. Kelapa merupakan salah satu komoditas utama di Desa Kalidawe, namun selama ini pemanfaatannya masih terbatas produksi kelapa parut serta menjual langsung ke pengepul. Melihat potensi besar dari pengolahan kelapa menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi, para mahasiswa berinisiatif untuk menciptakan alat yang mampu memproduksi VCO secara efisien dan higienis.
Program ini tidak hanya sebatas transfer teknologi, tetapi juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara mengoperasikan alat produksi VCO yang inovatif dan sosialisasi mengenai pemasaran, pengemasan, dan pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi dalam proses produksi VCO kepada para petani dan ibu-ibu PKK di Desa Kalidawe. Alat yang terdiri dari mesin parut kelapa, spinner, wadah pengendapan, dan wadah fermentasi ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Dengan adanya alat ini, diharapkan masyarakat dapat memproduksi VCO dengan kualitas yang setara dengan produk komersial.
Sosialisasi dan demonstrasi yang dilakukan telah menarik minat warga. Pasalnya warga sangat antusias dengan program yang dibawakan. Terbukti saat sesi tanya jawab, banyak warga yang melontarkan pertanyaan mengenai kinerja alat yang dibawakan. Tidak sampai disitu, warga juga membantu pada kegiatan demonstrasi alat. “Saya sangat senang dengan adanya program kerja pembuatan VCO ini. Selama ini, buah kelapa tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut dan sebatas melakukan penjualan langsung kepada pengepul. ” kata salah satu peserta pelatihan.
“Mudah-mudahan yang kita lakukan di Desa Kalidawe ini bisa memotivasi kembali masyarakat untuk memberi nilai tambah pada buah kelapa melalui usaha produk VCO yang diharapkan bisa berdampak ke peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat” ujar Ibu Ika Atsari Dewi, STP, MP, selaku koordinator Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 16.
Dengan berakhirnya kegiatan pengabdian masyarakat ini, FTP UB berharap dapat melanjutkan program-program serupa di masa depan dan mendorong lebih banyak institusi untuk ikut serta dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kami mengucapkan terima kasih kepada Desa Kalidawe yang sangat ramah dan mendukung dalam pelaksanaan acara kami.